Dengki itu membakar kebaikan sebagaimana api membakar kayu, sedangkan sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api (HR. Ibnu Majah)

Rabu, 19 Mei 2010

PENDERITAAN SHEILA MARCIA

Arthalita dan Lidya Pratiwi dan kehidupan serba mewahnya di penjara, membuat miris semua masyarakat Indonesia. Tanpa terkecuali, kalangan artis dan selebiritis yang biasa hidup di dunia kemewahan pun ikut merasa miris.

"Ini membuat kita prihatin. Kok jadi bisa dibisniskan. Penjara kok bisa dibayar. Penjara kok seperti kos-kosan saja. Yang punya duit bisa bayar sana-sini. Yang punya duit bisa dapat fasilitas mewah. Jangan begitu dong. Kalau seperti itu nanti orang bisa dan banyak yang mau ke penjara. Itu kan miris," ungkap Ratna Listy kepada INILAH.COM, belum lama ini.

Kenyataan itu membuat penjara tak lagi menjadi sel hukuman yang menakutkan. Para penjahat bukannya kapok, malah jadi asyik berada dalam penjara.

"Tidak menyangka fasilitasnya seperti hotel mewah. Itu harus diperbaiki. Hukum di Indonesia kok salah kaprah. Sedihnya pemerintah kita bisa kecolongan ya? Kok hukum bisa dibeli," tambah Ratna.

Anji 'Drive' juga berpikiran sama, terungkapnya kasus Arthalita dan Lidya menjelaskan bobroknya birokrasi hukum tanah air. Namun atas apa yang sudah terjadi, Anji justru bersyukur kebatilan bisa dihapuskan. Kebenaran pun kembali ditegakan.

"Sebenarnya lumayan, itu sebagai peringatan untuk kepala-kepala Lapas yang lain, agar lebih peduli sama hal seperti ini sehingga tidak melakukan itu lagi. Jangan kasih fasilitas lebih kepada seseorang atas imbalan apapun," papar Anji menggebu.

Ia berharap Arthalita dan Lidya serta tahanan lain yang seenak-enaknya 'mengobok-ngobok' hukum Indonesia ditempatkan semestinya tahanan.

"Gue pengennya Arthalita dan yang lainnya benar-benar dipindahkan. Sebagaimana penjara dia harus digabungkan dengan yang lain. Koruptor digabungkan dengan napi koruptor. Jangan dengan yang nyolong ayam, karena khawatirnya nanti malah digebukin," imbuh Anji.

Kenyataan penjara mewah ala hotel atau resor hotel bintang lima Arthalita dan Lidya ternyata berbeda dengan apa yang dialami artis Sheila Marcia yang berada di rumah tahanan yang sama. Meski hamil besar, ia tetap diperlakukan sama dengan tahanan lainnya.

"Saya mau bilang Sheila tidak dapat fasilitas istimewa. Buktinya lagi hamil sulit dibawa ke dokter spesialis. Wah pokoknya bukan main sulitnya," ungkap kuasa hukum Sheila, Ferry Juan.

Sheila pun harus rela tidur di kasur tipis di atas lantai, meskipun itu membuatnya menderita.

"Orang biasa sih nggak apa-apa. Ini orang hamil. Sheila sendiri suka ngeluh takut terjatuh, ya ini penderitaan buat Sheila," akunya.

Juan menambahkan, "Seharusnya Sheila dapat prioritas kemanusiaan dikit. Sheila nggak dapat fasilitas itu karena nggak punya duit."

Sama seperti Sheila, aktris Jeniffer Dunn yang dipenjara akibat kasus narkoba tetap diperlakukan sama.

"Sama sekali tidak ada keistimewaan, Jennifer sama dengan yang lain kok, biasa aja selnya," ujar kuasa hukum Jeniffer, Sunan Kaligaja.

Sunan pun mengatakan sejak awal masuk Rutan Pondok Bambu, Jennifer berada standar aturan hukum yang ada. Jennifer tidur di sel seperti yang dihuni oleh kebanyakan tahanan Rutan Pondok Bambu. Kasur tipis di atas ubin.

Jennifer pun tak mendapatkan fasilitas telepon selular di dalam Rutan. "Tidak ada telepon selular. Untuk itu dicek saja di sana. Di Rutan Pondok Bambu kan ketat," tutur Sunan.

Fenomena Arthalita dan Lidya Pratiwi yang mewah di penjara dan Sheila Marcia dan Jeniffer Dunn yang tetap apa adanya seperti tahanan lain pada umumnya itu jelas sangat menyesakkan dada. Siapa yang bisa terima melihat Arthalita bisa seenaknya hidup di dalam penjara. Sementara Sheila dan yang lainnya tetap diperlakukan sama, seperti tahanan penjara umumnya. Jelas, itu membuat hukum penjara di Indonesia harus diatur dan dikembalikan sesuai koridornya.

"Jangan ada jaringan yang lama. Ya mungkin ada beberapa solusi. Hasilnya baik atau tidak

lihat nanti saja. Yang penting hukum jadi benar dan semestinya," tutur Ratna.

Keadilan yang semena-mena itu pun akhirnya bisa sesuai timbangannya lagi. Tidak dilebihkan, dan tidak dikurangkan.

"Kami hanya rakyat jelata yang ingin pemerintah bersih. Jadi mulai sekarang harus konsisten. Jangan pas kampanye aja janji-janji. Sekarang harus buktikan membalikan hukum kita dengan benar," kata Ratna. [aji/mor]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar